This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 13 Mei 2012

Road To 'Puncak Merapi' (Part II)

Desa Selo (1.560 m dpl) merupakan jalur pendakian ke Puncak Merapi dari sebelah utara. Jalur ini dinilai paling aman dan terpendek dibanding yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa saat ini, Selo menjadi gerbang utama pendakian. Tidak hanya bagi pendaki lokal, bahkan banyak juga yang datang dari luar negara. Menurut informasi, dari sekitar jumlah pendaki 600-700 orang per bulan, sekitar 10 persennya adalah wisatawan asing. Gunung Merapi selalu memberikan pengalaman baru bagi para pengunjungnya.

Pukul 21.45 WIB (5/5), rombongan pendaki PPUII mulai menapakkan kaki menuju Gunung Merapi. Suasana malam gelap gulita dengan gerimis tak kunjung berhenti. Desiran angin terus menerpa tubuh delapan belas orang santri yang dipenuhi rasa was-was. Semakin jauh dari base camp, semakin hilang sumber cahaya yang ada. Bulan-bintang pun seakan tak berani menampakkan diri dari gulungan awan hitam. Pandangan mata sangat terbatas. Tak ayal lagi, senter di tanganlah yang berfungsi sebagai penuntun arah.

Road To 'Puncak Merapi' (Part I)


Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat kusangka. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan. Aku ingin merasakan sari pati kehidupan.” (Andrea Hirata)


Untaian kalimat bersajak tersebut terpampang jelas di papan pengumuman PP UII. Para santri yang penasaran segera menghentikan langkahnya. Gumaman demi gumaman silih berganti mengomentari tempelan kertas berhiaskan permainan kata Andrea Hirata tersebut. Jika diteliti dengan seksama, ternyata itu adalah sebuah kertas yang berisikan undangan. “Merapi, we are going.” Begitulah kiranya tema awal yang ada di kertas itu. Sebuah ajakan untuk mendaki gunung.