Minggu, 22 April 2012

KONFLIK BARAT VS ISLAM


Judul                    :  Konspirasi Menggiring Islam Ke Kandang Babi: Menguak Strategi
                               Barat Menghancurkan Umat Islam
Penulis                  : Abdul Wadud Yusuf
Penyadur              : Qalamuddin
Penerbit                : Kaukaba, Yogyakarta
Cetakan                : Pertama, Juli 2011
Tebal                     : 140 halaman




konflik antara dunia barat dan dunia timur begitu panjang. Sejarah membuktikan bahwa sampai saat ini perseteruan antara dua dunia yang berbeda ini masih akan terus berlanjut. Perbedaan budaya adalah hal yang mendasar. Hingga pada perbedaan keyakinan yang begitu fundamental, melahirkan sebuah pandangan hidup yang jauh berbeda satu sama lain. Walhasil, pertentangan demi pertentangan lahir atas nama agama.

                Sejak dahulu, barat yang diwakili umat kristiani beserta sekutunya menaruh dendam yang tak berkesudahan terhadap timur yang diwakili umat Islam. Memang barat tidak pernah menafikan masa gemilang Islam pada masa lalu. Hal itu telah tercatat dengan torehan tinta emas dalam sejarah dunia. Namun justru karena itulah, kedengkian pun lahir dari benak dunia barat. Kemunculan Islam dianggap sebagai ancaman bagi mereka. Kehadiran Islam laksana wabah yang tak terkendali menyebar ke seluruh pelosok dunia. Barat merasa ketakutan. Sehingga dari zaman ke zaman, Barat menyusun strategi untuk menjatuhkan Islam.
                Sehubungan dengan itu, Abdul Wadud Yusuf mencoba untuk mengungkapkan fakta terselubung yang belum diketahui oleh umat Islam, khususnya terkait dengan sejarah konflik antara Islam vs Barat. Mungkin pada saat ini umat Islam dapat tenang karena tidak pernah merasakan ancaman tersebut, tapi tidak bagi sang penulis. Justru Barat sedang mengincar Islam. Barat sedang mengintip diam-diam untuk mencari kesempatan agar bisa menjatuhkan Islam. Selanjutnya ia meyakinkan bahwa kebencian barat terhadap Islam tidak akan pernah berubah.
                Dalam buku terjemahan yang berjudul ‘Konspirasi Menggiring islam ke Kandang Babi: Menguak Strategi Barat Menghancurkan Umat Islam’, sang penulis mencoba untuk menjelaskan bahwa Barat masih terus akan mengincar Islam sampai benar-benar hancur. Barat menganggap bahwa Islam laksana seorang raksasa yang sedang tertidur pulas, yang sewaktu-waktu dapat terbangun dan menjatuhkan barat.
                Konflik antara Barat dan Islam dimulai sejak adanya perang Salib. Barat memang mendapatkan kemenangan, namun harus diganti dengan kerugian yang sangat besar. Bahkan sebagian mengatakan bahwa sebenarnya Barat telah kalah, karena tujuan sebenarnya bukanlah hanya kemenangan, tetapi kehancuran dan pemusnahan umat Islam. Tujuan tersebut belumlah tercapai.
                Dewasa ini, Barat muncul dengan strategi-strategi baru. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menghancurkan umat Islam. Misalnya saja kolonialisme di wilayah Timur Tengah yang bertujuan untuk menghancurkan peradaban Islam. Lalu timbullah pertanyaan, apakah semua ini dilakukan Barat hanya untuk membalas kepahitan masa lalu, ataukah ada faktor-faktor lain yang mendukung? Menurut Abdul Wadud Yusuf, bahkan tujuan Barat lebih dari yang disebutkan di atas. Ia menyebutkan beberapa faktor-faktor mengapa Barat ingin sekali menghancurkan Islam, berdasarkan statemen yang dikemukakan oleh para pemimpin barat, di antaranya karena Islam adalah penghalang kolonialisme Barat, penyebaran komunisme dunia, upaya kristenisasi, ancaman tunggal zionisme dan israil, dan Islam adalah permasalahan bagi bangsa Yahudi.
                Selain itu banyak yang beranggapan bahwa Islam adalah musuh tunggal Barat. Di antara mereka yang mengatakan seperti itu, Lawrence Brown, Gladstone, Gabriel Hanoteau (mantan menteri Luar Negeri Prancis), Albarmashador, Yesaya Bowman, Anthonio Natenk, Salazar, Morrow Berges, dan masih banyak lagi. Misalnya saja, mengutip salah satu pernyataan mereka, Gabriel Hanoteau berkata, “Tidak ada tempat di permukaan bumi kecuali Islam pasati dapat melintasinya dan berkembang pesat di dalamnya. Ia adalah suatu agama yang memiliki ideologi holistik di mana orang sangat mudah cenderung kepadanya dan melampaui pengaruh yang ditimbulkan oleh agama apapun selainnya”.
                Belum lagi kerangka kerja dan agenda politik orang Barat untuk menghancurkan Islam, seperti persatuan Kristen dan Yahudi, menghancurkan ideologi Islam dari para penganutnya, penghapusan pemerintahan Islam, menghapuskan al-Qur’an, penghancuran moralitas, akal budi dan ikatan kaum Muslim dengan Allah, pengumbaran syahwat, penyebaran sekularisme, penghapusan ide Islam bersatu, penciptaan keragu-raguaan muslim terhadapa agamanya,membiarkan bangsa Arab senantiasa dalam kondisi lemah, pembentukan system pemerintahan dictator di dunia Islam, dan masih banyak lagi niatan keji dari Barat unutk menjatuhkan Islam. Na’udzubillahi min dzalik!
                Memang tidak bisa kita pungkiri, saat ini Barat terus bersikap baik kepada umat Islam. Di balik itu semua, strategi-strategi maut mulai dijalankan dengan format yang berbeda. Penjajahan tidak lagi dengan cara menghancurkan, tetapi dengan penjajahan budaya.
                Buku ini merupakan wujud dari perjuangan seorang penulis untuk memahamkan posisi para penganut Islam yang sebenarnya. Sudah amankah atau masih dalam ancaman. Buku ini sangat bagus karena secara lugas menjelaskan inti dari permasalahan yang ada secara langsung. Hanya segelintir penulis yang berani menulis jenis buku seperti ini, apalagi di tengah konflik yang ada. Salah sedikit, maka nyawa pun melayang. Tapi hal itu tidak digubris oleh sang penulis, sehingga lahirlah sebuah karya yang dengan tegas menjelaskan posisi Islam yang sebenarnya di hadapan Barat. Sumber-sumber yang ditulis pun benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
                Sayangnya penterjemahan buku ini ‘terlalu’ jauh dari tahun penulisan, sehingga maksud penulisan dari buku ini pun kurang berkena bagi para pembaca. Terhitung setelah sepuluh tahun, buku ini baru diterjemahkan (khususnya ke bahasa Indonesia). Padahal telah kita ketahui bersama, dalam kurun waktu sepuluh tahun apapun bisa terjadi. Sebut saja kejadian bersejarah runtuhnya gedung WTC 9/11 yang dianulir juga termasuk dalam perseteruan antara Barat dan Islam.  Selain itu, buku ini memang akan sangat berpengaruh bagi Negara yang berkonflik, namun tidak bagi Negara yang sudah terkena ‘serangan’ budaya barat. Akan sulit memaknai apa yang telah tertulis, sedangkan beberapa Negara telah terkontaminasi virus budaya barat.
                Terlepas dari itu semua, buku ini merupakan rujukan yang sangat bagus bagi para pembaca, khususnya bagi mereka yang mencari referensi berkenaan dengan sejarah konflik antara barat dan Islam.

(Muhammad Qamaruddin)
 

0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?