This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 04 Juni 2022

TRANSPORTASI KAPAL LAUT? KENAPA TIDAK? (Part I) (Berdasarkan Pengalaman Pribadi menaiki KM Dharma Kartika IX Rute BJM-BSY)

Oleh: Muhammad Qamaruddin

 

 “Mas, Mudik tahun ini naik apa?”

“Kapal Laut, InsyaAllah,” jawabku.

“Yakin Mas?” lanjutnya bertanya. Aku hanya menjawab dengan senyuman.

***

suasana pagi di KM Dharma Kartika IX


Lebaran Tahun 2022 merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, khususnya orang-orang di perantauan. Bagaimana tidak, 2 tahun lamanya mereka memendam rasa dan keinginan untuk mudik, namun urung dilakukan karena terhalang kebijakan dari pemerintah berkaitan dengan masih merebaknya penyebaran covid-19. Oleh sebab itulah pada lebaran tahun 2022 ini, saat pemerintah sudah melonggarkan kebijakannya, masyarakat beramai-ramai untuk pulang kampung.

Bagi aku sendiri, mudik bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap tahun aku melakukannya. Semenjak masih mukim di Pondok Pesantren dulu, studi di Brunei Darussalam, berkuliah di Yogyakarta, atau ketika berdomisili di ibukota Banjarmasin seperti sekarang ini. Karena kampung halamanku berada di Kota Kandangan, Hulu Sungai Selatan, sekitar 3-4 jam dari pusat ibukota Banjarmasin, maka hampir tiap tahun selalu merasakan atmosfer mudik.

Lalu bagaimana dengan situasi mudik tahun 2022 ini? Tahun ini aku memilih mudik terlebih dahulu ke rumah istri di Sumenep, Jawa Timur. Kenapa Tidak Ke Kandangan dulu? my mother passed away last year (Allahummagh firlaha). So, setelah tiba ke Banjarmasin kembali, aku akan berkunjung (baca: ta’ziah) ke Kandangan.

Dalam kesempatan ini, aku mau sedikit berbagi pengalaman bagi yang ingin mencoba naik transportasi laut, khususnya dari Banjarmasin ke Surabaya (bjm-sby). Ini merupakan pengalaman pribadi saat menaiki KM Dharma Kartika 9 rute Banjarmasin-Surabaya (Bjm-Sby). Aku berharap, kisah ini dapat menjadi sedikit gambaran bagi yang ingin mencobanya.

 

Transportasi paling Nyaman dan Mudah Ya Naik Pesawat Aja

Sebenarnya, untuk menuju Surabaya, transportasi yang paling gampang, mudah, dan cepat adalah naik pesawat. Aku yakin semua pasti setuju. Durasinya kurang lebih 1 jam saja. Untuk harga normal, tiket Bjm-Sby berada pada kisaran 500-700 ribuan (harga tahun 2022). Syukur-syukur jika dapat tiket promo lebih murah dari itu. Selain Surabaya, tiket dengan tujuan Jakarta juga termasuk yang murah meriah.

Sayangnya, tiket dengan harga murah ini tidak berlaku pada saat memasuki musim mudik, katakanlah pada saat lebaran. Dari hasil pengamatanku, tiket bjm-sby bisa naik berkali-kali lipat. Hasil pengecekanku terakhir saat membuat tulisan ini, harga tiket ada yang sudah menyentuh angka 2,6 jutaan! Wow! Mahal sekali.   

Memang pada dasarnya, harga tiket pesawat ini bergantung pada kapan kita memesannya, dan pada momen apa kita memesannya. Sepengalamanku, cara terbaik untuk mendapatkan tiket murah pada saat mudik yaitu memesannya 2-3 bulan sebelum keberangkatan. Biasanya harganya paling cuma naik 100-150 ribuan dari harga normal. Syukur-syukur jika ketemu harga tiket yang masih normal.

Lalu lagaimana jika memesan Kurang dari 2 bulan sampai mendekati hari keberangkatan? Aku dapat pastikan harganya akan terus naik meroket dengan cepat, mungkin sampai ketemu angka 2,6 juta seperti tahun ini. Masalahnya, tidak semua orang tahu tanggal berapa ia benar-benar sudah liburan/cuti saat menjelang idul fitri. Yang ASN atau pegawai pemerintahan pasti paham maksudku.

Ini menjadi salah satu alasan kenapa sebagian orang urung untuk naik pesawat pada saat mudik. Karena harganya terlalu mahal. Bahkan dari beberapa berita yang berseliweran, ada beberapa provinsi di Indonesia yang justru harga tiket pesawat lebih mahal ketimbang jalan-jalan ke luar negeri. Ada yang sampai 9 juta sekali jalan. Ironis bukan? Begitulah keluh kesah para pemudik di Indonesia. Mudah-mudahan pihak yang mengurusi masalah ini mempunyai solusi yang bagus berkenaan harga tiket yang terasa begitu mahal ini (trying to ‘colek’ someone in government).

Lalu jika sudah begini, lalu apa transportasi yang dapat dijadikan alternatif? Salah satunya adalah dengan menggunakan transportasi kapal laut.

 

Kenapa Memilih Kapal Laut?

Tahun ini banyak yang bertanya-tanya, kenapa memilih naik kapal laut ketimbang naik pesawat? Apalagi saat mereka bertanya mengenai durasi naik kapal laut bjm-sby, aku pun dengan santai menjawab, “18 jam bang.” Padahal hampir setiap tahun aku pulang ke kampung halaman istri dengan naik pesawat. But anyway, ini bukan pertama kalinya aku naik kapal laut.

Begini kawan-kawan. Perlu diklarifikasi dulu bahwa sebenarnya ‘budget’ yang kupunya untuk mudik dengan naik pesawat PP Bjm-Sby sudah sangat aman Sentosa. Artinya, seandainya aku dan keluarga memutuskan untuk naik pesawat pun, it’s no problem. Terimakasih juga Pak Jokowi untuk tambahan 50% tukinnya tahun ini (uhuk2). Namun, setelah berdiskusi Panjang dengan istri, kita akhirnya lebih memilih untuk menggunakan jalur laut. Kenapa? Let me explain.

 

Menikmati perjalanan; Tahun 2022 ini pemerintah cukup sportif karena dengan legowo menambah jatah liburan, setelah tahun-tahun sebelumnya kebanyakan dihapus. Setidaknya ada waktu sekitar 10 hari cuti yang diberikan. Otomatis, ini merupakan waktu yang panjang dan bisa dimanfaatkan untuk perjalanan mudik. Memang semua orang pasti ingin pulang ke kampung halaman secepat mungkin. Namun sebenarnya tidak ada salahnya untuk sejenak menikmati perjalanan. Alasan ini kurang lebih sama dengan orang-orang yang memilih untuk naik perjalanan darat (kereta api, bis, mobil, motor, dst) ketimbang perjalanan udara. Percayalah, ada sensasi yang berbeda antara durasi perjalanan yang pendek dengan yang Panjang. Intinya ada pada bagaimana cara kita menikmati perjalanan tersebut. Termasuk menikmati perjalanan melalui jalur kapal laut. Dengan waktu yang Panjang tersebut, kita dapat menambah kawan, bersosialisasi, mengamati berbagai macam hal, bercengkrama dengan anak istri di perjalanan Salah satu hal yang dapat kubagi dari perjalanan kali ini adalah tulisan yang anda baca sekarang.

 

Anggota Keluarga yang semakin bertambah; Bagi yang tidak tahu, tiket pesawat dengan harga dewasa dikenakan pada penumpang dengan umur lebih dari 2 tahun. Jika Kurang dari 2 tahun, maka akan dikenakan biaya tiket khusus infant (bayi). Nah, ini menjadi salah satu alasanku kenapa memilih jalur kapal laut. Perlu diketahui jumlah anggota keluargaku terdiri dari 4 orang, aku, istriku, dan 2 anakku.

Jika tahun kemarin, aku hanya cukup membayar 3 orang, karena anak terkecilku masih dianggap infant. Maka tahun ini, aku harus membayar 4 orang, karena anakku yang kedua sudah berumur lebih dari 2 tahun. Artinya, tahun 2022 ini aku harus membayar penuh tiket 4 orang. Mari kita coba simulasikan. Jika tiket pesawat harganya 1,3 juta (pengecekan terakhir saat aku mau beli tiket pesawat), maka aku harus membayar 5,2 juta untuk total keseluruhan. Ini belum biaya-biaya lain lho ya. Dengan asumsi, tiket ini kubeli Pulang pergi, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah senilai 10,4 juta! Mahal? Iya.

Oleh karena itulah, aku kira jumlah anggota keluarga yang mau mudik juga menjadi pertimbangan, transportasi apa yang mau kita pilih. Ini akan lain cerita jika aku cuma sendiri saja. semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka kemungkinan memilih alternatif transportasi lain yang lebih murah juga akan semakin besar.

 

Alokasi dana untuk hal lain; Simpel saja, saat dapat menghemat biaya sepersekian persen untuk biaya transportasi, maka ada dana yang dapat disimpan dan dialokasikan untuk hal lain. Misalnya, THR an anak istri, sangu mudik, beli oleh-oleh, bagi-bagi angpau, atau bahkan untuk biaya jalan-jalan wisata.

Awalnya dulu saat ingin memilih tiket pesawat, aku tidak terpikir untuk melakukan wisata selain di sekitar kampung halaman istri, misalnya ke Gili Labak (coba di search wisata apa itu, bagus!). Tentu saja dengan alasan yang logis, dana sudah banyak habis dipakai untuk transportasi. Namun, setelah memutuskan untuk memilih transportasi kapal laut, aku dan istri malah kepikiran mau jalan-jalan dulu ke kota lain sebelum balik ke Kalimantan. Entah ke Surabaya, Malang, ataupun ke Yogyakarta. Nanti di lain kesempatan, akan aku ceritakan pengalaman jalan-jalan wisata tersebut.  

 

Hemat biaya Transportasi; tidak dapat dipungkiri, ini mungkin menjadi alasan yang paling utama. Perlu diketahui, Tiket kapal laut tidak se-fluktuaktif tiket pesawat. Jikapun ada kenaikan harga, biasanya hanya kisaran 50-100 ribu an saja. Sehingga bagi yang mau pesan tiket H-7 keberangkatan pun masih bisa. Bahkan ada beberapa pemudik yang justru baru pesan tiket pada saat hari H. Harganya pun masih terbilang murah.

Untuk tahun 2022, tiket kapal laut Bjm-Sby (via Online) seharga 450 ribu per orang. Untuk anak2 sekitar harga 390 ribu per orang. Adapun untuk bayi (2 tahun ke bawah), seharga 55 ribu per orang. Murah bukan? Mari kita simulasikan. Aku memesan 2 tiket orang dewasa, dan 2 tiket anak-anak. Maka total biaya yang kubayar adalah 900 ribu + 780 ribu = 1,680 ribu. Asumsikan saja aku PP menggunakan kapal laut, maka aku hanya perlu menyiapkan dana sekitar 3,3 juta an untuk 4 orang.  Harga ini cukup jauh lebih muirah jika dibanding naik pesawat bukan? Ada berapa banyak dana yang bisa dihemat pada saat mudik ini.

 

Epilog

Pada dasarnya, setiap pemudik mempunyai pertimbangannya sendiri dalam memilih transportasi mana yang ingin digunakan. Hal ini bisa dimulai dari melihat jarak, biaya, waktu, ketersediaan transportasi, budget, jumlah pemudik, keamanan, kenyamanan, dan tentu saja keselamatan. Oleh karena itulah, apa yang kusampaikan ini, hanyalah sebagai informasi mengenai salah satu transportasi yang dapat digunakan pada saat mau mudik. Jika poin utama dari mudik adalah kenyaman, kemudahan, tidak melelahkan, dan tidak memandang berapapun biayanya, my first recommendation is airplane. Naik pesawat aja teman-teman.

Selain itu, hal utama yang ingin disampaikan dari cerita ini adalah bahwa naik kapal laut tidak semengerikan dari yang dibayangkan. Ya memang akan terasa tidak mudah jika tidak tahu cara dan strateginya. InsyaAllah hal tersebut akan disampaikan di cerita berikutnya. Aku akan bagikan pengalamanku saat naik kapal, dari cara pemesanan tiket, saat berada di pelabuhan, perjalanan di dalam kapal, hingga nanti sampai ke Surabaya.

 

Banjarmasin, 05 Juni 2022




"Kata-kata dirangkai saat berada di atas Laut Jawa
dan dirampungkan di sela-sela pekerjaan kantor"