Minggu, 21 Oktober 2012

BELAJAR DARI KACA SPION


وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.”
. (QS yusuf [12]: 105)

    Allah memang tidak hadir –baca ‘tidak terlihat secara langsung’- di hadapan kita. Mata fisik tidak akan pernah mampu memandang ‘Yang Maha Melihat’ (al-Bashir) dan ‘Sang Pencipta Penglihatan’. Hanya mata batinlah yang dapat merasakan kehadiranNya. Itupun tidak semua Muslim dapat melakukannya. Hanya beberapa  ‘kekasih Allah’ yang dapat menghadirkan wujud Allah SWT dalam setiap detik hirupan nafas. Ada yang hanya dapat merasakan kehadiran Allah SWT pada waktu-waktu tertentu. Misalnya shalat, berdzikir, bermunajat, beristigatsah, dan lain sebagainya. Ada yang hanya menghadirkan Allah SWT pada saat susah dan lupa ketika ia mendapatkan kenikmatan. Ironisnya, ada juga yang benar-benar melupakan Allah SWT sama sekali.
Namun begitulah cara Allah mendidik manusia, tidak semuan dibuat selalu ingat kepadaNya. Cara yang mungkin akan terlihat sangat aneh bagi manusia yang jahil ini, namun ternyata ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh Sang Khaliq.
Terlalu sedikit ilmu yang kita punya.Terlalu naif jika kita mengaku yang paling tahu segalanya. Terlalu bodoh apabila kita bangga akan secuil kekuasaan di dunia. Dialah Allah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seandainya Allah SWT menginginkan seluruh manusia selalu mengingatNya, cukup dengan ‘kun fayakun’, maka semua akan sesuai dengan yang diinginkan. Tapi bukan itu yang diinginkan oleh Allah SWT. Allah menginginkan manusia agar berfikir. Akan ada banyak sekali cara untuk mengingat ‘Sang Pencipta’. Tidak hanya melalui hubungan vertikal (shalat), tetapi juga dengan melihat apa-apa yang ada di sekeliling kita.
Allah mempunyai banyak cara untuk menasehati manusia. Tidak hanya melewati Al-Qur’an dan as-Sunnah. Tidak hanya melalui kitab-kitab karangan para ulama terkenal, atau kitab-kitab ilmu pengetahuan lainnya. Ternyata alam dan benda di sekitarnya pun turut andil. Allah menasehati manusia melalui alam dan benda yang ada di dalamnya. Apabila kita perhatikan dengan seksama, ada banyak benda yang dapat dijadikan Allah SWT sebagai ‘penasehat bisu’. Dari benda itulah, manusia belajar tentang kehidupan ini. Pada akhirnya, dari sanalah manusia akan kembali mengingat Allah SWT. Penulis sendiri berkeyakinan dengan sepenuh hati, seluruh ciptaan pasti mempunyai pesan khusus.
Salah satu benda tersebut adalah ‘kaca spion’. Berdasarkan perenungan dan pengalaman pribadi penulis, benda kecil ini dapat dianalogikan seperti ‘masa lalu’. Sesuatu yang ada di belakang dan perlu dilihat walau hanya sebentar. semoga dengannya, kita dapat mengambil hikmah dan menambah kualitas iman yang dimiliki.

LIHAT DULU, BARU BERTINDAK
    Setiap alat transfortasi, di manapun ia berada, pasti selalu dilengkapi dengan yang namanya kaca spion. Kecil namun mempunyai peran yang sangat vital. Tanpa kehadirannya, niscaya dapat berakibat fatal bagi sang pengemudi. Bahkan dapat berujung pada kematian.
    Pada dasarnya, fungsi kaca spion adalah untuk melihat apa yang ada di belakang. Setiap mau berjalan, menyebrang, berbalik arah, atau berhenti, kita harus melihat kaca spion. Dengan kaca spionlah kita dapat melihat sesuatu yang tidak kita lihat di belakang. Bisa jadi ada mobil yang melaju kencang. Sehingga dengan melihat kaca spion, kita dapat berhati-hati untuk bertindak. Sangat sembrono jikalau kita berkendara tanpa melihat kaca spion walau hanya sesaat. Kita tidak bisa hanya melihat ke depan. Justru dengan sejenak melihat ke belakang, perjalanan akan lebih aman.
    Begitu pulalah kehidupan kita. perjalanan manusia mempunyai catatannya masing-masing. Bagaikan roda pedati yang terus berputar, kadang di atas kadang di bawah. Kadang bahagia, kadang susah. Pengalaman pahit seringkali kita rasakan. Namun tidak ada manusia yang ingin pengalaman itu terulang lagi bukan? Oleh karena itulah, layaknya fungsi kaca spion, ‘masa lalu’ dapat menjadi kaca perbandingan untuk berbuat dan bertindak di masa yang akan datang. Seringkali kita mendapati permasalahan yang –mungkin- sama dengan apa yang kita alami sebelumnya. Tentunya dengan melihat pengalaman masa lalu tersebut, kita dapat mempertimbangkan tindakan apa yang seharusnya di ambil. Jangan sampai kita jatuh dua kali dalam lubang yang sama. Ambil tindakan yang paling benar berdasarkan pengalaman masa lalu. Lihat dulu kaca spion – baca: masa lalu- sebelum bertindak, maka perjalanan (hidup) akan aman.

MELIHAT MASA LALU, BELAJAR AKAN KEHIDUPAN
    Terdapat banyak kisah-kisah masa lalu yang tertera di dalam al-Qur’an. Sudah sangat jelas bahwa seluruh kisah-kisah itu adalah masa lalu bagi kita. sesuatu yang tidak akan pernah kembali. Di sisi lain, sesungguhnya Allah SWT menghendaki kita untuk mempelajarinya. Kisah-kisah itu adalah pelajaran bagi kita yang hidup pada masa sekarang dan yang akan datang.  Dalam salah satu ayatNya, Allah SWT berfirman, “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (Al-Baqarah [2]: 66).
    Dalam berkendara, sang pengemudi tidak cukup hanya melihat ke depan. Kadangkala ia juga harus melihat apa yang ada di belakangnya melalui kaca spion. Begitulah hakikinya kehidupan manusia. Untuk melangkah maju ke depan, manusia perlu menelaah kembali kehidupan orang-orang terdahulu. Apakah itu pelajaran baik, atau sebaliknya. Apakah itu sebagai peringatan, atau sebagai tadzkir dalam berbuat. Bahkan dalam Al-Qur’an dengan jelas tertera apa akibat yang telah didapat oleh para pendahulu tersebut.
Kisah-kisah mereka adalah pelajaran bagi kita untuk dapat menentukan arah hidup yang lebih baik. Namun jangan salah kaprah dengan anjuran melihat masa lalu. Seringkali seseorang malah melupakan tujuan hidupnya gara-gara melihat masa lalu. Ada orang yang terpesona dengan masa lalu, sehingga ia lupa dengan kehidupannya sekarang. Tak ada usaha sedikit pun untuk menjadi lebih baik dari masa lalu. Ada juga yang duduk tersungkur karena masa lalu yang kelam. Kerjanya hanya merenungi tanpa ada perbaikan sedikit pun. Setiap hari menyalahkan diri sendiri tanpa ada hasrat untuk memikirkan masa depan. Seluruh hidupnya gelap tanpa ada cahaya. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya dihindari oleh manusia.
Masa lalu hanyalah masa lalu. Manusia tidak dianjurkan untuk menatapnya terus-menerus. Masih ada kehidupan yang panjang. Justru dengan melihat masa lalu sebentar, kehidupan yang lebih baik dan diinginkan akan tercapai.

MELIHAT MASA LALU, MENGEVALUASI DIRI
    Dalam suatu diskusi, salah satu Ustadz penulis di pondok pesantren pernah berkata, “Manusia memang harus bergerak ke depan. Namun kadangkala ia juga harus melihat ke belakang. Sesungguhnya masa lalu dapat mengevaluasi kehidupan kita pada saat sekarang”.
    Ternyata dengan melihat masa lalu, kita dapat mengevaluasi diri kita pada saat ini. bisa jadi apa yang kita perbuat sekarang itu salah dalam kaca mata agama. Ironisnya, kadang manusia tidak menyadari hal itu. Oleh karena itulah, mungkin dengan adzab, hukuman, balasan, dan lain sebagainya dalam kisah umat-umat terdahulu dari Allah SWT dapat menjadi pengingat kepada manusia. Seluruh kisah tersebut adalah cara Allah SWT untuk mengevaluasi manusia. Artinya, manusia seharusnya dapat menyadari, apakah perbuatannya sudah benar atau malah sebaliknya. Jika memang sebaliknya, maka sudah sepatutnyalah manusia untuk berbenah diri. Larut dalam kesalahan yang pernah diperbuat oleh umat-umat terdahulu adalah kebodohan. Justru kita akan terlihat lebih bodoh apabila tidak dapat mengevaluasi diri dengan semua peringatan yang diberikan sekarang. Masa lalu adalah peringatan terpuji bagi manusia yang kadang terlupakan. Ia tidak perlu terus dilihat dan dipikirkan, ia hanya cukup dilihat sejenak, karena memang seperti itulah masa lalu diperlakukan. Pelajaran bagi orang-orang pada masa sekarang.

IKHTITAM
    Segala ciptaan Allah SWT, apapun itu, pasti dapat memberikan pelajaran yang berarti. Tugas manusia adalah menggali hikmah yang terkandung di dalamnya dan menyampaikan kepada yang lain. Firman Allah SWT, “Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman." (yunus 101).
    Kaca spion hanyalah kaca spion, ia hanyalah benda kecil dilihat dari sisi manapun. Namun di balik itu semua terdapat hikmah yang terkandung dalam benda kecil tersebut. Umpama melihat sesuatu ke belakang melalui kaca spion, maka pada hakikatnya manusia sedang melihat masa lalu. Manusia dapat terus melangkah, akan tetapi tetaplah manusia jangan melupakan masa lalu. Melihat sejenak kepada masa lalu dapat menjadikan hidup lebih terarah dan lebih baik. Wallahu a’lam bisshwab

                                                                                                                Muhammad Qamaruddin



0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?