Terus terang,
saya termasuk orang yang sulit menyampaikan pendapat secara langsung. Pada saat
semua orang asyik membahas sesuatu, bisa jadi saya adalah pendengar paling baik
dari awal sampai akhir. Bukan berarti saya tidak bisa berpendapat. Hanya saja
kadang saya merasa bingung, kapan saya harus mengeluarkan suara. Pada akhirnya,
semua percakapan itu pun ditutup tanpa adanya sepatah dua patah kata dari saya.
Oleh karena itulah, sampai hari ini saya tidak pernah ikut –atau diikutkan–
lomba debat.
Apakah ini sebuah
kekurangan? Saya rasa bukan. Sebaliknya, saya menyadari satu hal, ada cara lain
yang harus saya lakukan. Saya yakin pasti ada hal lain yang patut saya
banggakan. Misalnya menyampaikan pendapat melalui tulisan.
Setiap orang
mempunyai cara tersendiri untuk menyampaikan pendapatnya. Secara umum, ada dua
cara yang dipakai oleh orang-orang untuk menyampaikan pendapat. Melalui lisan
dan tulisan. Hanya saja, sesuatu yang terlihat itu akan lebih berkesan.
Berbicara (lisan) adalah salah satunya. Beda halnya dengan tulisan. Perlu
memakan waktu lebih lama dari penyampaian melalui lisan yang bahkan bisa
spontan.
Saya tidak menafikan,
kedua skill ini adalah hal yang patut dimiliki oleh seseorang. Jika tidak
keduanya, maka salah satunya pun boleh. Banyak sekali para orator-orator dunia
yang pandai menulis. Akan tetapi, ada banyak pula para penulis yang lihai
berbicara. Menurut saya, keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Oleh karena itu,
bagi siapa saja yang telah pandai berbicara dan berpendapat, cobalah juga untuk
mengembangkan seni menulisnya. Cobalah untuk menuangkan apa yang ada di
kepalanya dalam bentuk sebuah tulisan, karena tulisan lebih abadi daripada
apapun. Tidak akan lekang oleh waktu.
Sebaliknya,
menurut saya, orang yang pandai menulis pun juga harus belajar berbicara dan
menyampaikan pendapat. Seperti yang saya alami sendiri, pada saat kita hanya
diam mendengarkan orang-orang berpendapat, maka kita terkesan seakan-akan tidak
memahami apa yang sedang dibicarakan. Lebihnya lagi, kita akan dianggap (maaf)
bodoh karena dikira tidak bisa berpendapat.
Akan sangat afdhol
jika kedua skill ini dapat dimiliki oleh seseorang. Multitalenta! Itulah yang
dibutuhkan oleh dunia saat ini. Orang-orang yang mempunyai kemampuan tidak
hanya satu, tetapi banyak. Persaingan akan semakin ketat. Jangan sampai kita
tertinggal jauh di belakang.
0 komentar:
Posting Komentar
apa komentar anda tentang bacaan ini?