Senin, 10 September 2012

Perkembangan Peradaban Islam


    Dunia Islam semakin berkembang. Pemikiran dan peradaban Islam mewarnai daerah di berbagai belahan dunia secara pelan-pelan namun pasti. Lambat laun, negara-negara Islam pun mulai bermunculan. Tidak hanya di daerah India dan Afrika, namun juga sampai ke Asia. Salah satunya adalah negeri yang kita cintai ini, Indonesia.
    Setelah berlalunya masa kegelapan (dark age), dunia barat mulai melakukan ekspansi ke berbagai daerah. Dominasi Eropa mulai dirasakan di penjuru dunia. Belanda menjajah Indonesia, Inggris mengkonsilidasi kerajaan mereka di India dan Afrika, Rusia mengambil Asia dalam, Perancis memasuki Aljazair, dan lain sebagainya.
    Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya penetrasi kolonial barat. Hal ini pun berpengaruh besar pada perkembangan Islam selanjutnya. Lenyapnya Kerajaan Usmani adalah salah satu dampak yang dirasakan umat Islam. Tersudutnya umat Islam menjadi motivasi tersendiri dalam menimbulkan rasa nasionalisme di berbagai daerah. Umat Islam sadar akan adanya perubahan dan gebrakan.
    Dalam tulisan ini akan dipaparkan tentang perkembangan pemikiran peradaban Islam pada masa modern; dari masa penetrasi kolonial barat terhadap dunia Islam, kesadaran umat Islam akan sebuah reformasi, hingga akhirnya dunia Islam bisa terbebas dari jeratan kolonial Barat.




A.    MASA PENETRASI KOLONIAL BARAT
    Eropa telah mendominasi dunia sejak abad ke-19 (1800 M). hal ini didorong oleh kebutuhan ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan pemasarannya, dan juga oleh kompetisi politik dan ekonomi satu sama lain, serta adanya misi dalam menyebarkan agama Kristen.
    Negara-negara Eropa yang mendominasi adalah Belanda, Inggris, Rusia, dan yang lainnya. Bahkan pada permulaan abad ke-20, kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam. Faktor penyebab kemajuan Islam, antara lain adalah penguasaan komunikasi, teknologi, senjata, dan ekonomi (bisnis).
    Adanya perang dunia pertama mengakibatkan lenyapnya Kerajaan Usmani, berganti dengan kemunculan Turki sebagai negeri yang indipenden. Namun, provinsi-provinsi Arabnya hidup di bawah kontrol Inggris dan Prancis. Di sisi lain, dengan adanya control dari pihak asing, terjadinya kemajuan di bidang administrasi, pendidikan, dan jiwa nasionalisme.
    Pengaruh Eropa terhadap dunia Islam menyadarkan para pemimpin Islam tentang perlunya perubahan dan reformasi.

B.    MASA PEMBEBASAN DARI KOLONIAL BARAT
    Dunia Islam abad XX ditandai dengan kebangkitan dari kemunduran dari kelemahan secara budaya maupun politik setelah kekuatan Eropa mendominasi mereka. ada beberapa faktor penyebab terjadinya penetrasi Barat, yaitu:
•    kekuatan militer dan politik negara-negara muslim menurun.
•    perekonomian merosot sebagai akibat monopoli perdagangan
•    pengetahuan di dunia muslim dalam kondisi stagnasi.
•    Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistik
•    Eropa berpikir rasionalistik
•    Dunia barat maju karena perdagangan

Sejak Napoleon menduduki mesir, umat Islam mulai merasakan dan sadar akan kelemahan dan kemundurannya. Gelombang ekspansi Barat ke negara-negera muslim yang tidak dapat dibendung itu memaksa para pemuka Islam untuk mulai berpikir guna merebut kembali kemerdekaan yang dirampas. lahirlah tokoh-tokoh Islam yang pikirannya banyak mengilhami gerakan-gerakan perlawanan Islam, seperti Jamaluddin al-Afgani (1839-1897), Muhammad Abduh (1849-1905), Rasyid Ridha (1865-1935), Muhammad Syakib Arsalan, dan yang lainnya.

C.    UPAYA PEMBASAN DIRI DARI KOLONIAL BARAT
    Pada pertengahan pertama abad XX terjadi perang kedua yang melibatkan seluruh negara kolonialis. Konsekuensi atas terjadinya peperangan ini adalah terpusatnya konsentrasi kekuatan militer di kubu masing-masing negara, sehingga mengakibatkan ditarik dan berkurangnya kekuatan militer kolonialis di negeri-negeri jajahan mereka. dalam pada itu, negara muslim tidak terlibat langsung dalam perang dunia kedua sehingga pemikiran mereka waktu itu terkonsentrasi pada perjuangan untuk kemerdekaan negerinya masing-masing. Mulai saat itu negara-negara muslim yang terjajah memproklamirkan kemerdekaannya.
    Gerakan demi gerakan terjadi berbagai belahan dunia, seperti Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, Kuwait, dan india. Di Indonesia sendiri, partai politik besar yang menantang penjajahan adalah Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 oleh Cokroaminoto, Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927 oleh Soekarno, Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-baru) pada tahun 1931 oleh Muhammad Hatta, Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) pada tahun 1932 oleh Mukhtar luthfi, Muhammadiyah pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan, Nahdhatul Ulama (NU) pada tahun 1926 oleh Hasyim Asy’ari, dan lain sebagainya. gerakan-gerakan ini menempuh berbagai jalur, seperti diplomasi, pendidikan dan propaganda, bahkan senjata.
    Seiring dengan berjalannya perlawanan di berbagai negara, maka banyak negara-negara muslim yang berhasil merdeka. Mereka adalah Mesir (1922), Irak (1932), Indonesia (1945), Pakistan (1947), Syiria, Libanon, dan Yordan (1846), Libya (1951), Sudan dan Maroko (1956), Malaysia (1957), Brunei Darussalam (1984), Uzbeskistan dan Bosnia (1992),
   

ANALISIS
    Polemik di antara dunia barat dan dunia timur memang memiliki sejarah yang panjang. Tidak hanya membawa nama ilmu pengetahuan (intelektualitas), namun juga membawa nama agama. Saling mengungguli satu sama lain adalah hal yang dilakukan sebagai tolak ukur, siapa yang terbaik di antara keduanya.
    Sejak awal, dunia Islam sempat merasakan zaman keemasan. Cakupan wilayah pun sampai memasuki Barat. Hal ini bisa dilihat dari jangkauan ekspansi Islam yang telah mencapai daerah Andalusia (Spanyol sekarang). Seiring dengan berjalannya waktu, dunia Barat pun kembali berkuasa. Dunia timur semakin lemah. Pada akhirnya kolonial barat bisa menguasai dan menjajah banyak negara di dunia Timur. Eropa berkuasa dalam waktu yang cukup lama. Bahkan pada permulaan abad ke-20, kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam.
    Islam mengalami kemunduran dari berbagai segi. Ekonomi, politik, senjata, penguasaan komunikasi, dan lain sebagainya. kekalahan demi kekalahan dialami Islam. Atas latar belakang inilah, banyak ide yang muncul untuk memajukan Islam, salah satunya adalah adopsi IPTEK barat. Memang banyak pertentangan yang terjadi, namun selama hal itu tidak menyalahi aturan Islam dan  berfaedah untuk kemajuan Islam, maka hal ini pun tidak salah. Seandainya saja Islam tidak melakukan berbagai terobosan, seperti pengorganisasian militer, administrasi, etika hukum, dan lain sebagainya, niscaya Islam akan semakin tertinggal. 
    Walau agak terlambat, namun akhirnya umat Islam menyadari akan kesalahannya yang membiarkan dunia barat menjajah mereka. rasa nasionalisme mulai bermunculan di mana-mana. Banyak tokoh yang mulai berpikir bagaimana caranya untuk merebut kembali kemerdekaan yang sempat berpindah tempat. Sayyed jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Muhammad Syakib Arsalan adalah sebagian dari para pelopor pergerakan untuk membela negara dan Islam. Di Indonesia sendiri, kita mempunyai berbagai gerakan, seperti SI, PNI, Permi, Muhammadiyah, NU, dan lain sebagainya. mereka adalah pelopor perjuangan dalam membela tanah air.
    Walaupun mengalami berbagai kesulitan, dominasi Barat pun bisa diminimalisir dan satu persatu negara-negara muslim pun bisa melepaskan diri dari cengkraman dunia barat. Perjuangan ini memang harus dibayar mahal, karena banyak memakan korban. Namun ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita yang masih meneruskan dan mempertahankan hak yang sempat direnggut oleh orang lain.

KESIMPULAN
Eropa telah mendominasi dunia sejak abad ke-19 (1800 M).     Negara-negara Eropa yang mendominasi seperti Belanda, Inggris, Rusia, dan yang lainnya. Bahkan pada permulaan abad ke-20, kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam. Faktor penyebab kemajuan dunia barat, antara lain adalah penguasaan komunikasi, teknologi, senjata, dan ekonomi (bisnis).Pengaruh Eropa terhadap dunia Islam menyadarkan para pemimpin Islam tentang perlunya perubahan dan reformasi.
Sejak Napoleon menduduki mesir, umat Islam mulai merasakan dan sadar akan kelemahan dan kemundurannya. lahirlah tokoh-tokoh Islam yang pikirannya banyak mengilhami gerakan-gerakan perlawanan Islam
    Pada pertengahan pertama abad XX terjadi perang kedua yang melibatkan seluruh negara kolonialis. Konsekuensi atas terjadinya peperangan ini adalah terpusatnya konsentrasi kekuatan militer di kubu masing-masing negara. Mulai saat itu negara-negara muslim yang terjajah memproklamirkan kemerdekaannya.
    Gerakan demi gerakan terjadi berbagai belahan dunia, seperti Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, Kuwait, dan india. Di Indonesia sendiri, partai politik besar yang menantang penjajahan. Seiring dengan berjalannya perlawanan di berbagai negara, maka banyak negara-negara muslim yang berhasil merdeka.

0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?