A.
Rukun-Rukun Iman
"أرْكـَانٌ" bentuk jama’ dari "رُكـْنُ الشيئ" berarti sisi sesuatu
yang paling kuat. Rukun, artinya
bisa berarti sisi/pojok bagi sesuatu yang mempunyai daya penyangga yang paling
kuat. Dalam hal iman, rukun yang dimaksud adalah sesuatu yang menjadi sendi
tegaknya iman. Dalil tentang Iman:
...قال
فأخبرنى عن الإيمان قال أن تؤمن بالله و
ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخر و تؤمن بالقدر خيره و شره (رواه مسلم عن عمر)
“bertanya Malaikan Jibril:
beritahu saya tentang iman! Rasulullah SAW menjawab: yaitu kamu beriman kepada
Allah SWT dan para malaikat, para utusan, hari akhir dan beriman kepada qadar,
sebai-baik qadar dan seburuk-buruknya”. (HR Muslim)
Rukun Iman ada 6, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT,
2. Iman kepada para Malaikat,
3. Iman kepada Kitab-Kitabnya,
4. Iman kepada para rasul,
5. Iman kepada hari akhir,
6. Iman kepada Taqdir Allah SWT yang baik maupun yang buruk.
B. Cabang-cabangnya
الشعب adalah bentuk jama’ dari شعبة yang artinya
segolongan dan sekelompok dari sesuatu. Sedangkan الإيمان
شعب adalah cabang-cabang iman yang
bermacam-macam, jumlahnya banyak, lebih dari 72 cabang. Dalam hadits lain
disebutka bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70 buah.
Dalil cabang-cabang iman adalah
hadits Muslim dari Abu Hurairah ra., Rasulullahh SAW bersabda:
...الإيمان
بضع و سبعون, أن بضع و ستـّون شعبة, فأفضلها قول لا إله إلا الله, و أدناها إماطة
الأذى عن الطريق, و الحياء شعبة من الإيمان (رواو مسلم)
Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman
di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam
Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman,
Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam
Washful Iman wa Syu’buhu.
Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta
mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada
hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :
1. Tashdiq
bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,
2. Iqrar
bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
3. Amal
bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.
Cabang
iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1)
Niat, aqidah, dan amalan hati;
2)
Lidah; dan
3)
Seluruh anggota tubuh.
1. Yang
Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati
1)
Beriman kepada Allah, kepada
Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan
tiada bandingan serta perumpamaannya.
2)
Selain Allah semuanya adalah
ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3)
Beriman kepada para malaikat.
4)
Beriman kepada kitab-kitab yang
diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
5)
Beriman kepada para Rasul.
6)
Beriman kepada takdir yang baik
maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.
7)
Beriman kepada hari Kiamat, termasuk
siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupansetelah mati, hisab, penimbangan
amal, dan menyeberangi shirat.
8)
Meyakini akan adanya Syurga dan
Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
9)
Meyakini neraka dan siksanya yang
sangat pedih untuk selamanya.
10)
Mencintai ALLAH
11)
Mencintai karena Allah dan membenci
karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar,
juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.
12)
Mencintai Rasulullah saw, termasuk
siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti
sunnahnya.
13)
Ikhlash, tidak riya dalam beramal
dan menjauhi nifaq.
14)
Bertaubat, menyesali dosa-dosanya
dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.
15)
Takut kepada Allah.
16)
Selalu mengharap Rahmat Allah.
17)
Tidak berputus asa dari Rahmat
Allah.
18)
Syukur.
19)
Menunaikan amanah.
20)
Sabar.
21)
Tawadhu dan menghormati yang lebih
tua.
22)
Kasih saying, termasuk mencintai
anak-anak kecil.
23)
Menerima dan ridha dengan apa yang
telah ditakdirkan.
24)
Tawakkal.
25)
Meninggalkan sifat takabbur dan
membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.
26)
Tidak dengki dan iri hati.
27)
Rasa malu.
28)
Tidak menjadi pemarah.
29)
Tidak menipu, termasuk tidak
berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.
30)
Mengeluarkan segala cinta dunia dari
hati, termasuk cinta harta dan pangkat.
2. Yang Berhubungan
dengan Lidah
31)
Membaca kalimat Thayyibah.
32)
Membaca Al Quran yang suci.
33)
Menuntut ilmu.
34)
Mengajarkan ilmu.
35)
Berdoa.
36)
Dzikrullah, termasuk istighfar.
37)
Menghindari bicara sia-sia.
3. Yang
berhubungan dengan Anggota Tubuh
38)
Bersuci. Termasuk kesucian badan,
pakaian, dan tempat tinggal.
39)
Menjaga shalat. Termasuk shalat
fardhu, sunnah, dan qadha’.
40)
Bersedekah. Termasuk zakat fitrah,
zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.
41)
Berpuasa, wajib maupun sunnah.
42)
Haji, fardhu maupun sunnah.
43)
Beriktikaf, termasuk mencari
lailatul qadar di dalamnya.
44)
Menjaga agama dan meninggalkan rumah
untuk berhijrah sementara waktu.
45)
Menyempurnakan nazar.
46)
Menyempurnakan sumpah.
47)
Menyempurnakan kifarah.
48)
Menutup aurat ketika shalat dan di
luar shalat.
49)
Berkorban hewan, termasuk
memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.
50)
Mengurus jenazah.
51)
Menunaikan utang.
52)
Meluruskan mu’amalah dan
meninggalkan riba.
53)
Bersaksi benar dan jujur, tidak
menutupi kebenaran.
54)
Menikah untuk menghindari perbuatan
keji dan haram.
55)
Menunaikan hak keluarga dan sanak
kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.
56)
Berbakti dan menunaikan hak orang
tua.
57)
Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah
yang baik.
58)
Menjaga silaturrahmi.
59)
Taat kepada orang tua atau yang
dituakan dalam agama.
60)
Menegakkan pemerintahan yang adil
61)
Mendukung jemaah yang bergerak di
dalam kebenaran.
62)
Mentaati hakim (pemerintah) dengan
syarat tidak melanggar syariat.
63)
Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.
64)
Membantu orang lain dalam kebaikan.
65)
Amar makruh Nahi Mungkar.
66)
Menegakkan hukum Islam.
67)
Berjihad, termasuk menjaga
perbatasan.
68)
Menunaikan amanah, termasuk
mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
69)
Memberi dan membayar utang.
70)
Memberikan hak tetangga dan
memuliakannya.
71)
Mencari harta dengan cara yang
halal.
72)
Menyumbangkan harta pada tempatnya,
termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
73)
Memberi dan menjawab salam.
74)
Mendoakan orang yang bersin.
75)
Menghindari perbuatan yang merugikan
dan menyusahkan orang lain.
76)
Menghindari permainan dan senda
gurau.
77)
Menjauhkan benda-benda yang
mengganggu di jalan.
Rasulullah SAW.
menjelaskan bahwa cabang yang paling utama adalah tauhid, yang wajib bagi
setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman itu menjadi sah kecuali
sesudah sahnya tauhi tersebut. Adapun cabang iman yang paling rendah adalah
menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum muslimin, di antaranya dengan
menyingkirkan duri atau batu dari jalan mereka. Lalu, di antara ke dua cabang
tersebut terdapat cabang-cabang lain seperti cinta kepada Rasulullah SAW, cinta
kepada saudara muslim seperti mencintai diri sendiri, jihad dan sebagainya.
Beliau tidak menjelaskan cabang-cabang iman secara keseluruhan, maka para ulama
berijtihad menetapkannya. Al-Hulaimi, pengarang “Al-Minhaj” menghitungnya
ada 77 cabang, sedangkan Al-Hafizh Abu Hatim Ibnu Hibban menghitungnya ada 79
cabang iman.
Sebagian dari
cabang-cabang iman itu ada yang berupa rukun dan ushul, yang dapat
menghilangkan iman manakalah ia ditinggalkan, seperti mengingkari adanya hari
akhir, dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila
meninggalkannya tidak membuat hilangnya iman, sekalipun tetap menurunkan kadar
iman dan membuat fasik, seperti tidak memuliakan tetangga.
Terkadang pada diri
seseorang terdapat cabang-cabang iman dan juga cabang-cabang nifak
(kemunafikan). Maka dengan cabang-cabang nifak itu ia berhak mendapatkan siksa,
tetapi tidak kekal di neraka, karena di hatinya masih terdapat cabang-cabang
iman. Siapa yang seperti ini kondisinya maka ia tidak bisa disebut mukmin yang
mutlak, yang terkait dengan janji-janji tentang Surga, rahmat di Akhirat dan
selamat dari siksa. Sementara orang-orang mukmin yang mutlak juga berbeda-beda
dalam tingkatannya.
0 komentar:
Posting Komentar
apa komentar anda tentang bacaan ini?