Jumat, 13 Juli 2012

TOKOH EKONOMI PRA KLASIK



1)   YUNANI KUNO

Ø PLATO

Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf Yunani. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).



Ø PEMIKIRAN
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah negara ideal kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang timbul secara alamiah dalam masyarakat. Karena manusia diciptakan berbeda, meraka juga memiliki sifat dan kecenderungan yang berbeda, dan akhirnya jenis pekerjaan yang diminati juga berbeda. Oleh karena itu, Plato membedakan tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manusia yaitu, pekerjaan sebagai pengatur, pekerjaan sebagai tentara, dan pekerjaan sebagai pekerja.
Menurut Plato, lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok  pengatur dan tentara, mereka bekerja bukan untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi hanya mengabdi dan memikirkan pekerjaan mereka. Dengan pembagian kerja dan pembatasan tersebut maka hawa nafsu manusia untuk memperoleh harta dan barang  ysng sebesar-besarnya dapat dikendalikan, sehingga diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Hal yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk dirinya sendiri karena memang tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip spesialisasi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Adam Smith ratusan tahun kemudian.
Plato berpendapat bahwa teori politik sangat erat dengan filsafat moral. Plato menyadari bahwa negara sebagai “Man Writ Large”. Artinya, bahwa negara berkembang dari kodrat individu, individu secara  logis adalah awal dari sebuah Negara. Negara adalah intitusi alamiah karena mencerminkan struktur kodrat manusia.
Asal-usul Negara adalah cerminan dari kebutuhan ekonomi manusia karena Negara ada karena setiap individu tidak dapat mencukupi sendiri kebutuhan hidupnya. Semua orang mempunyai banyak kebutuhan (makanan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan, dll), dan untuk memenuhi banyak kebutuhan itu diperlukan banyak skill, dan tak seorang pun mempunyai semua skill yang diperlukan untuk memenuhi banyaknya kebutuhan tersebut. Maka, harus ada pembagian kerja. Dari ide pembagian kerja ini, kemudian ada pembagian golongan dalam sebuah polis. Tiga golongan itu adalah: para penjaga, prajurit dan para pekerja yang menanggung kebutuhan ekonomi polis. Masing-masing mempunyai fungsi untuk bersama-sama membangun sebuah polis yang kuat. Para penjaga berfungsi sebagai pemimin polis, pembuat aturan yang baik. Para prajurit berfungsi sebagai penjaga keamanan, menjamin ketaatan warga kepada aturan dan pemimpin polis. Sedangkan fungsi para pekerja adalah  memenuhi kebutuhan ekonomi polis serta taat kepada aturan dan pemimpin polis.
Tiga golongan yang ada dalam polis ini adalah cerminan dari tiga bagian jiwa manusia.  Masing-masing mempunyai keutamaan yang identik supaya dapat mencapai tujuannya: hidup yang baik, negara yang baik. Karena keadilan adalah keutamaan umum moral manusia, maka keadilan adalah karakter dari negara yang baik.
Plato hidup pada abad keempat sebelum Masehi mencerminkan pola pikir tradisi kaum ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan mereka yang mengejar kekayaan. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri berbagai kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran Prinsip Spesialisasi kemudian dikembangkan oleh Adam Smith.
Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dan hal ini akan meningkatkan permintaan dan perluasan pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.



2)   SKOLASTIK
Ø THOMAS AQUINAS

Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273). Buku ini merupakan sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII. Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino).
Aquinas dilahirkan di Roccasecca dekat Napoli, Italia. dalam keluarga bangsawan Aquino. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino dan ibunya bernama Countess Teodora Carracciolo. Kedua orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples. Di sana ia belajar mengenai kesenian dan filsafat (1239-1244). Selama di sana, ia mulai tertarik pada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252.
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris.
Kecakapan Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas dipanggil kembali ke Paris. Ia hanya tiga tahun berada di sana karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di Naples.
Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang kudus pada tahun 1323.


Ø PEMIKIRAN

seorang filosof dan tokoh pemikir ekonomi pada abad pertengahan, mengemukakan tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife dan keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba. Tetapi masalah riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah yang terus-menerus diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.
Aquinas adalah murid dari St. Albertus Magnus yang juga menghubungkan ekonomi dengan etis dan keadilan. Ia mengemukakan bahwa ajaran agama Kristen tidak bertentangan dengan kesimpulan-kesimpulan filsafat. Selain itu argumentasi yang dikeluarkan bukan filsafat darinya melainkan filsafat  Aristoteles yang dimasukan ke dalam doktrin Kristen. Dengan pola pikir seperti inilah ekonomi etis berkembang karena pemikiran ekonomi mereka erat dengan ajaran agama.
Pemikiran dari St. Thomas Aquinas menjadi semakin berkembang hingga pada abad ke-13 menjadi zaman kejayaan Skolastik. Hal ini dikarenakan adanya tiga faktor penentu yang muncul pada akhir abad ke-12. Faktor tersebut adalah pendirian universitas-universitas, munculnya ordo-ordo kebiaraan baru seperti ordo Dominikan dan Ordo Fransiskan. Faktor  lainnya yang penting adalah ditemukannya karya-karya filsafat Yunani. Faktor-faktor tersebut membuat pemikiran ekonomi berkembang pesat. Sehingga Teori dari St. Albertus Magnus dan St. Thomas Aquinas kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh lain seperti Scotus dan Ockham.




3)   FISIOKRATIS
Ø FRANCOIS QUESNAY

Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV. Tetapi ia lebh mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun 1756 ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun 1758 ia menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga penemuan besar yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.”

Ø PEMIKIRAN
Pada usia 55 tahun Quesnay mulai tertarik pada ekonomi dan matematika (Sebelumnya sebagai dokter dan ahli bedah). Karakteristiknya yang luas, dan koneksinya dengan kalangan atas membuat ia diundang untuk menulis beberapa artikel untuk encylopedia Diderot. Artikel-artikel yang ditulisnya membuat dia terkenal dan memiliki banyak pengikut. Para pengikutnya menamakan diri mereka sebagai physiocrat dari bahasa Perancis, physiocrate, yang berarti hukum alam (Rule of Nature). Semua artikel di Encyclopedia menganalisa proses ekonomi sebagai siklus alirang uang, barang dan orang dari satu sektor ekonomi ke sektor lainnya, yang menyerupai aliran darah dalam tubuh. Corn adalah artikel dari Encyclopedia yang paling penting karena artikel inilah yang pertama kalinya mengemukakan doktrin bahwa dalam perekonomian Perancis hanya sektor pertanian ekonomi saja yang produktif. Quesnay berpendapat bahwa surplus ini muncul dari alam, properti generatif dari tanah. Ide ini penting karena menekankan bahwa kekayaan diperoleh dari proses produksi ketimbang melalui pertukaran atau perdagangan seperti yang dinyatakan oleh kaum merkantilis. Konsekuensi lain dari pernyataan ini, yang banyak menimbulkan kritik, adalah bahwa kegiatan manufaktur tidak produktif karena tidak menghasilkan surplus.
Quesnay memulai pendapatnya dengan asumsi bahwa ekonomi dapat digambarkan menurut tiga kelas atau sektor yang berbeda. Pertama, sektor pertanian yang menghasilkan makanan, bahan mentah dan hasil pertanian lainnya. Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi barang-barang pabrik seperti pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh pertanian dan pekerja pabrik. Sektor manufaktur menurut Quesnay juga termasuk yang sekarang kita namakan sektor jasa, karena jasa bertanggung jawab untuk memfasilitasi perdagangan domestik dan internasional. Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak menghasilkan nilai ekonomi apa-apa, tetapi mereka ini memiliki klaim atas surplus output yang dihasilkan dalam pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus kepada pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa Physiocratic. Tetapi walaupun Quesnay berpendapat bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling produktif, dia juga sadar bahwa asumsi tentang hubungan antara input dan output ini tergantung pada teknik produksi yang digunakan dalam sektor pertanian. Beberapa usulannya yang penting menyangkut usaha untuk meningkatkan produktivitas dalam sektor pertanian. Terakhir Quesnay mengasumsikan bahwa semua pendapatan dibelanjakan dan pengeluaran tersebut dibagi sama rata antara barang pertanian dan barang pabrik. Asumsi ini ditunjukkannya dalam model zig-zag yang sangat terkenal itu.
Konklusi kebijakan penting dari Tableau adalah bahwa pajak seharusnya hanya dikenakan pada tuan tanah saja. Karena pajak pada sektor pertanian dan manufaktur akan membahayakan perekonomian, maka pajak harus dikenakan kepada pemilik tanah, kelas yang tidak menghasilkan apa-apa. Karena pajak pada pemilik tanah tidak mengurangi input yang tersedia dalam menufaktur atau pertanian, maka pajak ini tidak menyebabkan ekonomi menurun. Konklusi kebijakan kedua dari Tableau yang penting adalah bahwa sistem pertanian Perancis harus direstrukturisasi. Dua perubahan penting secara khusus diperlukan. Pertama, pertanian harus dimodernisasikan. Kedua, pertanian harus lebih bersifat kapitalis, mengikuti contoh pertanian Inggris. Konklusi kebijakan Tableau yang terakhir, berlawanan dengan merkantilis, Quesnay mendukung perdagangan bebas antar negara. Bagi mazhab physiocrat, kekayaan tergantung pada output total dari barang yang diproduksi ketimbang logam mulia yang dikumpulkan negara.



4)   MERKANTILISME
Ø THOMAS MUN

Thomas Mun (1571 - 1641) adalah anggota kelompok ekonomi pedagang Inggris, (abad ke-17) lebih dikenal sebagai kaum “Merkantilis” yang paling terkenal dan paling di hormati. Kelompok ini menyarankan agar inggris menggunakan surplus perdagangan untuk memakmurkan negara secara ekonomi. Seperti yang dikemukakan Mun ([1664] 1954, hlm. 125).
“Cara-cara yang wajar... untuk meningkatkan kemakmuran dan kekayaan kita adalah dengan perdagangan luar negeri, dimana kita harus memperhatikan aturan berikut ini: menjual lebih banyak kepada pihak asing daripada konsumsi kita terhadap barang mereka ... Bagian dari persediaan kita yang tidak kembali ke gudang kita harus selalu dibawa pulang dalam bentuk kekayaan.”
Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Mun. Kakeknya bekerja di tempat percetakan uang Kerajaan; Ayahnya adalah pedagang tekstil. Ia kemudian terlibat dalam East India Company (Perusahaan Hindia Timur), sebuah perusahaan gabungan milik Inggris yang berdagang terutama di Timur jauh. Pada tahun 1615 Mun terpilih sebagai Direktur perusahaan tersebut dan menjabat sampai ia meninggal. Mun menulis dua risalah ekonomi.
Karya pertamanya (Mun, 1621) mempertahankan Perusahaan Hindia Timur dari kritik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut mengekspor emas dan perak ke Timur (ditukar dengan rempah-rempah), dan hilangnya logam-logam mulia ini telah membuat perekonomian Inggris merosot. Orientasi dari karya A Discourse of Trade tidaklah terlalu merkantilis. Ketimbang mendukung surplus perdagangan dan akumulasi emas, Mun justru mengajukan semua argumen yang ia pikir bisa mendukung perusahaan tersebut.
Ia menyatakan bahwa negara akan menjadi makmur dengan cara yang sama seperti yang ditempuh oleh sebuah keluarga—dengan penghematan dan menyimpan uang lebih banyak ketimbang yang mereka keluarkan. Demikian juga, negara dan keluarga akan miskin jika terlalu banyak menghamburkan uang. Mun beralasan, sepanjang perusahaan Hindia Timur menghasilkan uang, perusahaan ini tidak akan membuat Inggris bertambah miskin. Mun juga berpendapat bahwa makanan, pakaian dan mesiu adalah kebutuhan pokok, sehingga mengimpor barang-barang ini akan meningkatkan kemakmuran Inggris. Dipihak lain, mengimpor barang-barang mewah sangat membahayakan negara. Tetapi menurut dia tidak semua barang mewah itu membahayakan; beberapa barang impor dikembangkan oleh Inggris dan kemudian di ekspor kembali, dengan demikian menghasilkan pemasukan logam mulia ke Inggris. Selain itu, Ia juga menyatakan bahwa barang-barang yang di impor oleh perusahaannya pada umumnya adalah barang-barang yang dibutuhkan oleh eksportir Inggris.
Jika risalah Discourse ini merupakan pembelaannya terhadap Perusahaan Hindia Timur, maka buku keduanya, yang diterbitkan sesudah ia meninggal (1664), membuat Mun menjadi pemikir ekonomi awal yang penting. Yang paling berharga dari karyanya ini, England’s Treasure by Foreign Trade, adalah perspektifnya yang lebih luas. Mun tidak lagi membela perusahaannya, tetapi ia lebih banyak mengadopsi sudut pandang bangsa secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika perdagangan ini menghasilkan surplus. Mun juga meneliti faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara mendapatkan surplus perdagangan. Terakhir Mun mengajukan serangkaian proposal yang dapat diimplementasikan oleh para pemimpin Inggris jika mereka ingin mengingatkan posisi perdagangan nasional.
Disamping menjelaskan manfaat dari surplus perdagangan Mun juga menjelaskan apa yang dapat dilakukan untuk mendorong surplus tersebut. Pertama adalah dengan kebijakan harga. Mun menginginkan ekspor dijual pada tingkat “harga yang terbaik”; yaitu harga yang menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika Inggris memiliki monopoli atau mendekati monopoli didunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan harga tinggi. Tetapi ketika persaingan luar negeri sangat besar, barang-barang Inggris harus ditekan serendah mungkin. Kedua, Mun menjelaskan bahwa kualitas barang yang lebih baik akan menimbulkan permintaan yang lebih besar di seluruh dunia dan juga akan menghasilkan ekspor yang lebih besar bagi Inggris. Mun meminta pemerintah untuk mengatur para pengusaha pabrik dan membentuk dewan perdagangan (yang fungsinya sama dengan Departemen Perdaganan AS sekarang). Peraturan-peraturan ini harus tegas agar Inggris dapat memproduksi barang dengan kualitas tinggi. Terakhir Mun menjelaskan bagaimana kebijakan pajak nasional dapat membantu menghasilkan surplus perdagangan. Bea ekspor harus kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya penjualan di luar negeri. Bea impor harus rendah untuk barang yang akan di ekspor kembali, dan harus tinggi pada barang-barang yang cenderung di konsumsi oleh warga Inggris.
Mun dan merkantilisme mendapat kritik tajam dari ahli-ahli ekonomi lainnya pada abad ke-18. David Hume menjelaskan bagaimana ketidak seimbangan perdagangan akan memperbaiki dirinya sendiri secara otomatis. Francois Quesnay dan Adam Smith, keduanya mengkritik tajam merkantilisme dan berpendapat bahwa pembatasan peran pemerintah dalam bisnis akan memacu produksi domestik. Terakhir, David Ricardo mendukung ajarang perdagangan bebas. Semua pandangan anti-merkantilis ini segera mendapat dukungan luas dari hampir semua ahli ekonomi. Tapi ajaran merkantilis ini bangkit pada abad dua puluh. John Maynard Keynes memuji merkantilis karena pengakuannya bahwa permintaan yang ditimbulkan dari surplus perdagangan akan menaikkan pertumbuhan ekonomi. Di Asia, jepang sendiri mengangkat semangat merkantilis dalam meningkatkan perekonomiannya.
Walaupun Mun tidak begitu dihargai oleh ekonom-ekonom di masa kini, dan meskipun Mun tidak membuat sebuah penemuan terobosan, ia telah meningglkan tanda dalam sejarah ekonomi. Gagasan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah seharusnya menciptakan surplus perdagangan, dan gagasan bahwa cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah melalui pertumbuhan ekspor, merupakan kontribusinya yang abadi.
Indonesia sendiri seharusnya menerapkan surplus perdagangan, karena sampai saat ini Indonesia mengalami defisit perdagangan. Oleh karena itu campur tangan pemerintah dalam hal mengeluarkan kebijakan harus bisa mendukung para pengusaha Indonesia untuk bisa mengekspor hasil produksinya. Karena dengan hal tersebut banyak sekali keuntungan yang akan di hasilkan, diantaranya adalah daya beli yang tinggi di negara luar, pendapatan yang lebih besar, mengurangi pengangguran, mengurangi urbanisasi, pendapatan meningkat, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara. Oleh karena itu, mungkin hal ini lah (dalam jangka pendek) yang akan bisa mengatasi Indonesia dari keterpurukan.

Karya-karya Mun
A Discourse of Trade from England unto the East Indies (1621) dalam Early English Tracts on Commerce, John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.
England’s Treasure by Foreign Trade (1664) dalam Early English Tracts on Commerce, John R. McCulloch, Cambridge, Cambridge University Press, 1954.


Ø WILLIAM PETTY


Petty lahir pada tahun 1623 dari keluarga pedagang pakaian miskin di pasar yang sepi di kota Hampshire, dekat sungai Test, bagian selatan Inggris. Setelah tinggal di Perancis dan 3 tahun di angkatan laut, kemudian ke Belanda untuk belajar anatomi dan kedokteran. Pada tahun 1646 Petty kembali ke Inggris untuk belajar kedokteran di Oxford. Setelah menerima gelar di bidang kedokteran, ia di tunjuk sebagai profesor anatomi di Oxford. Pada tahun 1660-an Petty membantu mendirikan The Royal Society of London for the Improving of Natural Knowledge. Menggunakan observasi dan eksperimentasi untuk meneliti alam dan masyarakat.
Petty mengembangkan metode aritmatika politik yang dihasilkannya dari penerapan program penelitian untuk gejala ekonomi di Royal Society tersebut. Pada dasarnya metode aritmatika politik adalah “mengekspresikan diri menurut angka, timbangan dan ukuran; hanya menggunakan argumen akal sehat; dan hanya mempertimbangkan kasus-kasus yang fondasinya di alam semesta dapat terlihat; meniggalkan hal-hal yang bergantung pada pikiran yang bisa berubah, opini, hasrat dan keinginan dari orang-orang tertentu” (Hull 1899, hlm. 244). Aritmatika polotik menggunakan metode kuantitatif dalam menganalisa fenomena ekonomi dan sosial. Sebuah aspek dari pandangan ini adalah penggunaan angka dan ukuran untuk menggambarkan realitas. Aspek lainnya adalah memakai angka-angka tersebut untuk menarik kesimpulan tentang cara dunia ini bekerja. Eksperimen yang terkontrol benar-benar mengharuskan mulai dengan dua perekonomian yang identik, atau dua kelompok orang yang identik, yang ditempatkan dalam dua situasi yang persis sama. Kemudia kita mengubah kondisi dari salah satu kelompok ini. Kemudian kita amati perubahan ini dari tiap-tiap kelompok. Sayangnya, di dunia nyata sebenarnya tidak mungkin menciptakan atau menemukan lingkungan seperti itu. Aritmatika politik berusaha mengganti eksperimen ini dengan analisa statistik, yang diyakini sebagai upaya terbaik yang dapat dilakukan dalam ilmu ekonomi. Metode statistik ini sampai kini masih dipakai dalam ilmu ekonomi, kendati dewasa ini ada usaha lebih “ilmiah” dengan mencari cara bagaimana mencari cara melakukan eksperimen yang terkontrol.
Selain itu, Petty membuktikan bahwa London itu benar-benar makmur dan berkembang secara ekonomi, Petty menunjukkan bahwa London memiliki lebih banyak penduduk dan rumah-rumah dibandingkan dengan paris. Meskipun terasa ganjil, tapi Petty tetap berkeyakinan bahwa semakin makmur negara benar-benar akan mempercepat pertumbuhan penduduk; jadi analisa ini mungkin terbaik di masanya.
Berbeda dengan kaum merkantilis, Petty mendukung surplus perdagangan untuk meningkatkan pekerjaan ketimbang untuk mengumpulkan kekayaan. Selain itu, Petty mendukung sejumlah manfaat dari perdagangan internasional yang bebas. Terakhir, Petty tidak melihat perdagangan internasional sebagai cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi Inggris tetapi ia berpendapat bahwa keuangan publik (public finance) atau pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak merupakan determinan yang lebih penting dar kemakmuran ekonomi ketimbang kebijakan perdagangan atau akumulasi surplus perdagangan.
Disamping sumbangannya untuk studi keuangan publik dan karyanya yang menerangkan dan mendefinisikan gagasan surplus, Petty adalah tokoh penting terutama karena penekanannya pada penggunaan angka atau data untuk memahami dan menjelaskan bagaimana dunia ekonomi yang nyata bekerja. Walaupun ia mengembangkan statistik ekonomi yang lebih baik dan lebih teratur untuk membantunya dalam upaya ini, dibutuhkan waktu 250 tahun sebelum data menjadi lebih mudah untuk disediakan. Petty telah berusaha membuat alat ukur tersebut dan ia menggunakannya untuk mencoba memahami ekonomi Inggris. Hal ini merupakan kontribusi ekonominya yang paling penting dan membuatnya tokoh ekonomi terpenting abad ketujuhbelas.
Pada saat ini pun, statistik dalam bidang ilmu ekonomi sangatlah penting peranannya. Banyak sekali hal-hal atau kasus-kasus perekonomian yang bisa diselesaikan dengan bantuan statistik. Tetapi, asumsi Petty yang menyatakan bahwa kemakmuran negara bisa di lihat dari jumlah penduduknya tidak selamanya benar, karena pada kenyataannya hanya Amerika dan akhir-akhir ini China yang mempunyai jumlah penduduk banyak dan makmur, untuk kasus Indonesia dan India, asumsi ini tidak berlaku.

Karya-karya Petty
The Economic Writings of Sir William Petty, Cambridge, Cambridge University Press, 1899.



0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?