Selasa, 02 Juli 2013

PLAN AND DO IT! (Agar Resolusi Dapat Terealisasi)



 Oleh: Agus Fadilla Sandi

“Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas,
karena penyesalan adalah akibat bagi orang-orang yang malas”
(Al-Hikmah)


Apakah anda sudah membuat resolusi (target) tahun ini? Kendati resolusi bukanlah sebuah kewajiban, tetapi aktivitas perencanaan target dan mimpi ini memiliki pengaruh yang sangat positif dalam kehidupan. Resolusi dipercaya dapat menjadi pengingat dan motivasi tersendiri bagi orang yang memiliki resolusi tersebut.


Secara sederhana, resolusi dapat dipahami sebagai sebuah konsep dan target tertentu yang ingin dicapai berdasarkan ketetapan hati seseorang. Umumnya resolusi juga dimaksudkan sebagai mimpi, cita-cita dan target tertentu. Terlepas dari beraneka ragam pengertian resolusi tersebut, pastinya resolusi dapat menjadi pedoman bagi yang membuatnya.

Berbicara resolusi, mungkin ada di antara kita yang tekun membuat resolusi pada setiap awal tahun dan atau saat hari ulang tahunnya. Namun ada pula yang menganggap resolusi sebagai sesuatu hal yang tidak penting. Apapun sikap kita terhadap resolusi, tapi yang terpenting setiap kita pasti memiliki keinginan. Nah, keinginan tersebut dapat dikatakan sebagai resolusi. Pertanyaannya, seberapa sering keinginan kita dapat terealisasi? atau bahkan tidak pernah terealisasi sama sekali? Jika demikian, berarti ada tanda tanya yang mesti dijawab.

Berencana, jangan takut “bencana”
Jawaban pertama dari tidak terealisasinya suatu resolusi adalah kurangnya perencanaan. Berencanalah! Rencanakan resolusi secara terperinci. Semakin detail suatu perencanaan semakin besar kemungkinannya untuk terwujud. Ada orang yang enggan beresolusi dengan alasan selama ini resolusinya tak kunjung terealisasi. Jika resolusi tidak terealisasi, jangan terburu-buru menyalahkan resolusi, tapi koreksi diri terlebih dahulu terhadap perencanaan atas resolusi itu sendiri.

Orang bijak berkata, “barang siapa yang tahu akan jauhnya perjalanan, maka bersiap-siaplah.” Jika untuk pergi liburan saja kita rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat rencana transportasi dan akomodasi, lantas mengapa untuk kehidupan yang jangka panjang kita tidak bersedia membuat rencana? Bukankah kapal yang tanpa arah tujuan akan terombang-ambingkan oleh ombak?

Bagi sebagian orang, berencana bukanlah hal yang menarik untuk dilakukan. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang menyesal di akhir karena hal yang diinginkannya tidak terealisasi. Mengapa tidak terealisasi? Salah satu sebabnya adalah karena mereka tidak serius dalam merencanakan. Ingatlah, “gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.”

Sayangnya, ada di antara kita yang untuk berencana (bermimpi) saja tidak berani. Apalagi mewujudkannya? Mereka berfikir bahwa jadi orang kaya, kesempatan ke luar negeri dan penuh prestasi hanyalah milik orang-orang tertentu. Orang biasa tak layak untuk itu walau sekedar memimpikannya. Ini adalah hal yang kurang tepat, sebab justru orang biasa tak akan ada artinya jika tak punya mimpi.

Jika ditanya, kenapa orang takut bermimpi? Jawabannya, karena ia tahu itu tak pasti. Jelas, jika telah pasti, kenapa harus takut? Justru karena tidak pasti, makanya ia takut. Namun, adakah keistimewaan dari sesuatu hal yang telah diketahui secara pasti? Sesuatu yang telah pasti hanya memiliki nilai sebatas pada apa yang terlihat dari padanya, sedangkan sesuatu yang tidak pasti memiliki nilai istimewa dibalik ketidakpastiannya.

Contoh di kehidupan sehari-hari, setamat kuliah, para wisudawan/wati antusias meramaikan bursa kerja atau lowongan kerja. Semua mencari pekerjaan yang memiliki keterangan kerja dan gaji yang pasti. Tapi apa yang mereka akan dapatkan? Tak lain hanya sebatas apa yang ada di keterangan tersebut. Bandingkan dengan orang-orang yang rela berwirausaha. Ada kemungkinan ia gagal, tapi tak menutup kemungkinan ia meraih keuntungan lebih dari kemungkinan yang ada.

Laksanakan tanpa Penundaan
Jawaban kedua dari tidak terealisasinya suatu resolusi adalah penundaan melaksanakan resolusi. Bukan karena beratnya rencana yang menyebabkan resolusi tidak tercapai, melainkan karena seringnya diri menunda untuk segera melaksanakan. Penyair berfatwa, “aku tidak pernah melihat aib pada manusia seperti kelemahan orang yang mampu menyempurnakan tapi ia tidak menyempurnakan.”

Thomas Alva Edison berkata, “Sering kali kegagalan dalam hidup ini terjadi ketika orang tidak tahu betapa dekatnya ia dengan kesuksesan jika ia terus maju. Namun, ia justru menyerah.” Edison tidak mungkin menemukan lampu tanpa konsistensi dan terus melaksanakan percobaan yang ia rencanakan. Jika ia terus menunda untuk melaksanakan percobaan, mungkin mahakarya lampu tidak lahir dari tangannya.

Ingatlah, ribuan kilo perjalanan tetap dimulai dengan langkah pertama. Jika kita terus menunda untuk melangkah, sedekat apapun tujuan kita dapat dipastikan tidak akan pernah sampai. Sehingga, kunci dari keberhasilan mewujudkan resolusi adalah segera melaksanakan dan jangan menunda. Sebab orang sering gagal bukan karena kurang mampu, tapi karena tidak konsisten untuk melaksanakan dan sebaliknya justru konsisten untuk menunda.

Mengapa orang sering menunda? Sebab kita sering beranggapan bahwa kita terlalu banyak agenda sehingga perlu menunda untuk melaksanakan hal ini dan itu. Ada pula yang beranggapan bahwa kita butuh istirahat, padahal hari-hari kita telah lewat begitu saja dengan banyaknya istirahat. Dan ketika semua hal sudah bertumpuk dan sampai deadline, kita baru sadar dan kemudian menyesalkan diri. Mengapa aku kemarin menunda?

Ada dua hal yang dapat penulis sarankan agar kita dapat melaksanakan rencana tanpa penudaan, yaitu: Pertama, buatlah daftar hal-hal yang harus dilaksanakan. Ketahuilah, bahwa penundaan sering kali terjadi karena ketidakjelasan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini menyebabkan kita tidak mengetahui secara pasti apa yang benar-benar harus dilaksanakan saat ini dan nanti. Oleh karenanya, buatlah daftar secara jelas dan lugas untuk setiap harinya.

Kedua, evaluasi kembali tujuan dan nilai anda dalam kehidupan. Setiap kita pasti memiliki tujuan dan nilai dalam kehidupan. Jika anda tidak punya, bersegeralah membuatnya. Hidup teramat indah untuk tidak berubah. Perlunya tujuan dan nilai dalam kehidupan adalah untuk memudahkan kita dalam membuat prioritas. Setiap harinya kita dihadapkan pada berbagai agenda. Jika kita tidak ada prioritas, kita akan bingung terhadap apa yang harus dilaksanakan terlebih dahulu. Dan kebingungungan inilah yang sering kali membuat kita untuk menunda.

Rencanakan dan Laksanakan!
Hidup ini sangat sederhana, hanya kita merumitkannya dengan rencana yang tidak terlaksana. Rencanakanlah kehidupan yang lebih baik dengan penuh keyakinan kelak akan dapat diwujudkan. Bukankah berniat baik saja sudah mendapat ganjaran dari-Nya? apalagi jika melaksanakannya. Begitu indah hidup ini jika dapat melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang direncakanan. Terlebih dapat melaksanakan apa-apa yang mustahil menurut orang lain.

Tugas kita hanyalah berencana dan melaksanakannya sebaik mungkin. Kedua hal tersebut merupakan bentuk upaya dan kesungguhan kita akan resolusi tertentu. Dalam perjalanan hidup, perencanaan adalah start (awal) dan pelaksanaan adalah process (proses). Adapun hasil merupakan finish (akhir) yang menjadi kuasa Tuhan. Kita harus yakin, sebab Tuhan berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S. Al-Zalzalah [99]: 7-8).

Dengan demikian, agar resolusi tahun baru ini dapat terealisasi, maka “Rencanakan dan laksanakan, karena segala sesuatu tidak ada yang kebetulan.” Kendati begitu, kita juga harus ingat bahwa “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 159). Finally, happy new year. Plan and Do it!


Agus Fadilla Sandi
Wakil Ketua DPM UII

0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?