Kamis, 26 September 2013

JIKA



jika derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa, sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti

Jika kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa tidak dinikmati saja, sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa

Jika luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa, sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama


Jika kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti diumbar sepuas jiwa, sedang menahan diri adalah lebih berpahala

jika kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti tenggelam di dalamnya, sedang taubat itu lebih utama

Jika harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri, sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya

Jika kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia, sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera

jika cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama, sedang memberi akan lebih banyak menuai arti

jika bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti dirasakan sendiri, sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna

jika hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka, sedang begitu banyak kebaikan bisa diciptakan

suatu hari nanti saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin ada di antara mereka yang duduk di atas permadani

sambil bercengkerama dan bercerita tentang apa yang telah dilakukan di masa lalu hingga mereka mendapatkan anugerah itu

0 komentar:

Posting Komentar

apa komentar anda tentang bacaan ini?