Senin, 16 September 2013

MENYAMBUNG TALI SILATURRAHMI DARI SILSILAH KELUARGA



By: Muhammad Qamaruddin

            Apakah kamu pernah bertanya kepada ayah atau ibumu dengan kalimat seperti ini, “Apakah keluarga kita sudah menuliskan silsilah keluarga?” Apabila orang tuamu menjawab “belum punya”, maka sudah saatnyalah sekarang kamu memikirkan hal ini. Atau jangan-jangan kamu bahkan belum pernah terpikirkan hal tersebut sama sekali?

            Suatu ketika Ayahku memberikan kopian kertas yang berisi banyak sekali nama. Setelah kuamati sesaat, aku baru sadar bahwa di dalam kertas itu berisi nama-nama keluargaku dari pihak ayah. Dari sanalah aku mengetahui riwayat silsilahku. Senarai silsilah keluarga tersebut dimulai dari Datukku yang berasal dari Alabio (Kalimantan Selatan), Haji Ahmad. Biasa disebut juga Haji Ahmad Alabio. Aku adalah generasi kelima dari Datuk Haji Ahmad. Dari H. Ahmad lahirlah tujuh orang anak, yaitu H. Saberan, H. Salman, Siti Rahmah, Dahlan, Siti Masniah, H. Rasyidi, dan Siti Khadijah. Dari ketujuh orang tersebut, hanya dua yang bermukim di Indonesia (Banjar), H. Saberan dan Dahlan. Sisanya hijrah ke Malaysia (awal tahun 1900-an).
            Aku adalah keturunan dari H. Saberan. Beliau mempunyai anak sebanyak lima belas orang! Anak kedelapan dari lima belas orang tersebut adalah kakekku. Dialah H. Darmawi yang kemudian melahirkan delapan orang anak. Anak keempat adalah Ayahku, H. M. Saifullah Hadie. Ayahku mempunyai dua orang Istri. Satunya orang Indonesia (Banjar), yaitu Ibuku, satunya lagi orang Philipina. Dari Istri pertama memperoleh dua orang anak. Sedangkan dari istri kedua memperoleh empat orang anak. Jadi aku mempunyai lima orang saudara. Satu (adikku) adalah saudara kandung, sedangkan yang lainnya adalah saudara se-Ayah. Aku adalah Kakak paling tua (sulung).
            Jadi, apabila mau diurut, maka silsilahku sampai ke Datuk Haji Ahmad Alabio adalah seperti ini: Muhammad Qamaruddin bin H. M. Saifullah Hadie bin H. Darmawi bin H. Saberan bin H. Ahmad. Subhanallah! Alhamdulillah aku masih mengetahui silsilah keluargaku. Semua itu berasal senarai yang telah diberikan ayahku.
            Ada beberapa fakta yang juga aku temukan dari silsilah ini. Misalnya, aku baru mengetahui bahwa sebenarnya keluargaku yang tinggal di Malaysia lebih banyak jumlahnya ketimbang yang tinggal di Indonesia. Fakta ini aku simpulkan dari keturunan Datuk H. Ahmad Alabio yang berjumlah tujuh orang. Dua orang menetap di Indonesia (Banjar), sedangkan lima sisanya hijrah ke Malaysia. Tentu saja –menurutku– keluarga di Malaysia bakal lebih banyak. Meskipun memang belum ada kepastian tentang hal ini. Padahal keluarga yang dari keturunan H. Saberan saja sangat banyak di Banjar, apalagi yang dari lima orang di Malaysia. H. Ardani (almarhum-semoga Allah memberikan tempat yang layak di sisiNya, amin) adalah salah satu saudara Kakekku. Ia adalah keturunan H. Saberan terakhir yang meninggal dunia di antara seluruh saudara-saudaranya. Semasa masih hidup, kakek Ardani pernah bercerita, bahkan satu kampung di Pemurus (salah satu nama daerah di Banjar) ini mempunyai ikatan keluarga dengan kita. Bayangkan! Dari satu orang melahirkan banyak orang, dan kemudian membuat satu kampung! Subhanallah!
Lain lagi cerita dengan keluargaku yang ada di Malaysia. Beruntunglah Ayahku yang saat ini (masih) tinggal di Brunei berinisiatif untuk mencari (baca: menyambung) tali silsilah keluarga di Malaysia. Alhamdulillah silsilah keluarga yang sempat terputus beberapa lama itu kembali tersambung. Ini berawal dari pertemuan Ayahku dengan Halidi bin Hj. Hanafiah. Beliau adalah keturunan dari Hj. Masniah (Siti Masniah) binti Haji Ahmad Alabio.
            Aku bersyukur karena saat ini aku dapat mengetahui beberapa keluargaku yang tinggal di Malaysia (kebanyakan di Selangor). Sekarang pun aku sudah dapat berkomunikasi dengan beberapa keluarga di sana. Aku sering mendengar Ayahku yang mengingatkan kepadaku untuk selalu ingat dengan tanah leluhur, dimanapun aku berada. Hal ini juga berlaku pada keluarga yang sudah berhijrah ke Malaysia. Ayah berpesan –khususnya pada generasi yang baru di sana– untuk tetap ingat dengan tanah leluhur yaitu tanah Banjar.
            Di sisi yang lain, aku senang karena silsilah keluarga ini tidak hanya terbatas pada satu negara, tetapi sudah antar negara. Selain Indonesia dan Malaysia, silsilah keluarga ini juga menjamah Brunei Darussalam dan Philipina. Ayahku bersama empat orang adikku (saudara seayah) saat ini tinggal di Brunei. Sedangkan ibu mereka berasal dari Philipina, tepatnya di Manila. Satu hal yang perlu diketahui adalah Alex Sorbeto (biasanya dipanggil Pinong atau Ali) mempunyai kewarganegaraan Philipina. Sehingga kemungkinan besar nantinya ia akan dipulangkan ke negaranya. Dua adikku setelahnya berkewarganegaraan Indonesia. Sedangkan adikku yang terakhir berkewarganegaraan Brunei Darussalam. Lengkap bukan? Keluarga dengan beragam kewarganegaraan. Kelak nanti apabila sudah tiba saatnya, generasi kamilah yang harus kembali menuliskan (update) silsilah keluarga. Kamilah nantinya yang akan mempebaharui data-data silsilah keluarga ini. Apabila sebelumnya hanya Indonesia dan Malaysia, maka sekarang bertambah lagi menjadi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Philipina. Bahkan aku kira akan bertambah lagi, karena ayahku sempat bercanda untuk menyuruhku mencari gadis Singapura. ckck
            Akhirnya, dari ceritaku ini yang kusampaikan ini, apakah kamu tergugah untuk membuat tulisan tentang silsilah keluargamu? Ingat, seorang yang bijak tidak akan pernah melupakan sejarah, apalagi sejarah keluarganya. Dari sana kamu dapat menyambung lagi ikatan keluarga yang mungkin sempat terputus. Siapa sangka ternyata kamu bersaudara dengan orang yang sering kamu temui setiap hari. Atau bisa jadi kamu berasal dari Banjar, atau mungkin saja bahkan bersaudara denganku. Siapa tahu.
           
           
           

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Dingsanak, aq keluarga dr banjarmasin : aq muhammad sahal - masrani (ayahku) - h. Mohdar (kakekq)- h. Saberan (datuq)-h. Ahmad alabio (hp. +62 813 4845 1919) emailq : sahalmz148@gmail.com, salam buat keluarga di sana

    BalasHapus

apa komentar anda tentang bacaan ini?