Judul
: Konspirasi Menggiring Islam Ke Kandang Babi: Menguak Strategi
Barat Menghancurkan Umat Islam
Penulis : Abdul Wadud Yusuf
Penyadur : Qalamuddin
Penerbit : Kaukaba, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2011
Tebal : 140 halaman
Penulis : Abdul Wadud Yusuf
Penyadur : Qalamuddin
Penerbit : Kaukaba, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2011
Tebal : 140 halaman
konflik antara dunia barat dan
dunia timur begitu panjang. Sejarah membuktikan bahwa sampai saat ini
perseteruan antara dua dunia yang berbeda ini masih akan terus berlanjut.
Perbedaan budaya adalah hal yang mendasar. Hingga pada perbedaan keyakinan yang
begitu fundamental, melahirkan sebuah pandangan hidup yang jauh berbeda satu
sama lain. Walhasil, pertentangan demi pertentangan lahir atas nama agama.
Sejak dahulu,
barat yang diwakili umat kristiani beserta sekutunya menaruh dendam yang tak
berkesudahan terhadap timur yang diwakili umat Islam. Memang barat tidak pernah
menafikan masa gemilang Islam pada masa lalu. Hal itu telah tercatat dengan
torehan tinta emas dalam sejarah dunia. Namun justru karena itulah, kedengkian
pun lahir dari benak dunia barat. Kemunculan Islam dianggap sebagai ancaman
bagi mereka. Kehadiran Islam laksana wabah yang tak terkendali menyebar ke
seluruh pelosok dunia. Barat merasa ketakutan. Sehingga dari zaman ke zaman,
Barat menyusun strategi untuk menjatuhkan Islam.
Sehubungan dengan
itu, Abdul Wadud Yusuf mencoba untuk mengungkapkan fakta terselubung yang belum
diketahui oleh umat Islam, khususnya terkait dengan sejarah konflik antara
Islam vs Barat. Mungkin pada saat ini umat Islam dapat tenang karena tidak
pernah merasakan ancaman tersebut, tapi tidak bagi sang penulis. Justru Barat
sedang mengincar Islam. Barat sedang mengintip diam-diam untuk mencari
kesempatan agar bisa menjatuhkan Islam. Selanjutnya ia meyakinkan bahwa
kebencian barat terhadap Islam tidak akan pernah berubah.
Dalam buku
terjemahan yang berjudul ‘Konspirasi Menggiring islam ke Kandang Babi: Menguak
Strategi Barat Menghancurkan Umat Islam’, sang penulis mencoba untuk
menjelaskan bahwa Barat masih terus akan mengincar Islam sampai benar-benar
hancur. Barat menganggap bahwa Islam laksana seorang raksasa yang sedang
tertidur pulas, yang sewaktu-waktu dapat terbangun dan menjatuhkan barat.
Konflik antara
Barat dan Islam dimulai sejak adanya perang Salib. Barat memang mendapatkan
kemenangan, namun harus diganti dengan kerugian yang sangat besar. Bahkan
sebagian mengatakan bahwa sebenarnya Barat telah kalah, karena tujuan
sebenarnya bukanlah hanya kemenangan, tetapi kehancuran dan pemusnahan umat
Islam. Tujuan tersebut belumlah tercapai.
Dewasa ini, Barat
muncul dengan strategi-strategi baru. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk
menghancurkan umat Islam. Misalnya saja kolonialisme di wilayah Timur Tengah
yang bertujuan untuk menghancurkan peradaban Islam. Lalu timbullah pertanyaan,
apakah semua ini dilakukan Barat hanya untuk membalas kepahitan masa lalu,
ataukah ada faktor-faktor lain yang mendukung? Menurut Abdul Wadud Yusuf,
bahkan tujuan Barat lebih dari yang disebutkan di atas. Ia menyebutkan beberapa
faktor-faktor mengapa Barat ingin sekali menghancurkan Islam, berdasarkan
statemen yang dikemukakan oleh para pemimpin barat, di antaranya karena Islam
adalah penghalang kolonialisme Barat, penyebaran komunisme dunia, upaya
kristenisasi, ancaman tunggal zionisme dan israil, dan Islam adalah
permasalahan bagi bangsa Yahudi.
Selain itu banyak
yang beranggapan bahwa Islam adalah musuh tunggal Barat. Di antara mereka yang
mengatakan seperti itu, Lawrence Brown, Gladstone, Gabriel Hanoteau (mantan
menteri Luar Negeri Prancis), Albarmashador, Yesaya Bowman, Anthonio Natenk,
Salazar, Morrow Berges, dan masih banyak lagi. Misalnya saja, mengutip salah
satu pernyataan mereka, Gabriel Hanoteau berkata, “Tidak ada tempat di
permukaan bumi kecuali Islam pasati dapat melintasinya dan berkembang pesat di
dalamnya. Ia adalah suatu agama yang memiliki ideologi holistik di mana orang
sangat mudah cenderung kepadanya dan melampaui pengaruh yang ditimbulkan oleh
agama apapun selainnya”.
Belum lagi
kerangka kerja dan agenda politik orang Barat untuk menghancurkan Islam,
seperti persatuan Kristen dan Yahudi, menghancurkan ideologi Islam dari para
penganutnya, penghapusan pemerintahan Islam, menghapuskan al-Qur’an,
penghancuran moralitas, akal budi dan ikatan kaum Muslim dengan Allah,
pengumbaran syahwat, penyebaran sekularisme, penghapusan ide Islam bersatu,
penciptaan keragu-raguaan muslim terhadapa agamanya,membiarkan bangsa Arab
senantiasa dalam kondisi lemah, pembentukan system pemerintahan dictator di
dunia Islam, dan masih banyak lagi niatan keji dari Barat unutk menjatuhkan
Islam. Na’udzubillahi min dzalik!
Memang tidak bisa
kita pungkiri, saat ini Barat terus bersikap baik kepada umat Islam. Di balik
itu semua, strategi-strategi maut mulai dijalankan dengan format yang berbeda.
Penjajahan tidak lagi dengan cara menghancurkan, tetapi dengan penjajahan
budaya.
Buku ini merupakan
wujud dari perjuangan seorang penulis untuk memahamkan posisi para penganut
Islam yang sebenarnya. Sudah amankah atau masih dalam ancaman. Buku ini sangat
bagus karena secara lugas menjelaskan inti dari permasalahan yang ada secara
langsung. Hanya segelintir penulis yang berani menulis jenis buku seperti ini,
apalagi di tengah konflik yang ada. Salah sedikit, maka nyawa pun melayang.
Tapi hal itu tidak digubris oleh sang penulis, sehingga lahirlah sebuah karya
yang dengan tegas menjelaskan posisi Islam yang sebenarnya di hadapan Barat.
Sumber-sumber yang ditulis pun benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Sayangnya
penterjemahan buku ini ‘terlalu’ jauh dari tahun penulisan, sehingga maksud
penulisan dari buku ini pun kurang berkena bagi para pembaca. Terhitung setelah
sepuluh tahun, buku ini baru diterjemahkan (khususnya ke bahasa Indonesia).
Padahal telah kita ketahui bersama, dalam kurun waktu sepuluh tahun apapun bisa
terjadi. Sebut saja kejadian bersejarah runtuhnya gedung WTC 9/11 yang dianulir
juga termasuk dalam perseteruan antara Barat dan Islam. Selain itu, buku ini memang akan sangat
berpengaruh bagi Negara yang berkonflik, namun tidak bagi Negara yang sudah
terkena ‘serangan’ budaya barat. Akan sulit memaknai apa yang telah tertulis,
sedangkan beberapa Negara telah terkontaminasi virus budaya barat.
Terlepas dari itu
semua, buku ini merupakan rujukan yang sangat bagus bagi para pembaca,
khususnya bagi mereka yang mencari referensi berkenaan dengan sejarah konflik
antara barat dan Islam.
(Muhammad Qamaruddin)
0 komentar:
Posting Komentar
apa komentar anda tentang bacaan ini?